Long weekend, sebuah istilah yang dapat membuat jalan keluar Jakarta menjadi padat. Semua warga Ibu Kota berbondong-bondong memanfaatkan waktu luang tersebut untuk merefresh kembali otak mereka yang penuh dengan pekerjaan dan penatnya Jakarta.
Tak jauh berbeda dengan aku, 23 Januari 2012 merupakan hari Senin yang bertepatan dengan hari Imlek. Lumayan, ada libur tiga hari mulai dari hari sabtu hingga senin. Bersama beberapa teman telah merencanakan agenda untuk memanfaatkan momentum ini dengan kegiatan di luar Jakarta. Pantai Sawarna menjadi tujuan utama kami, mengingat disekitar pantai tersebut masih banyak obyek wisata yang dapat kami kunjungi. Kali ini kami mengambil rute Depok – Bogor – Cikidang – Pelabuhan Ratu – Bayah. Peserta berjumlah 8 orang dengan 4 sepeda motor.
Berangkat dari Depok pada pukul 5 pagi, rombongan menuju terminal Baranangsiang, Bogor untuk menjemput seorang teman. Jam 6 pagi kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di bogor sambil menyabu di warung bubur pinggir jalan. Setelah itu perjalanan dilanjutkan, sekitar pukul 7 pagi rombongan kembali beristirahat di sebuah pom bensin sekitar Cicurug. Istirahat kali ini cukup lama, karena 4 orang rombongan harus mengantri untuk “ritual pagi”. Sekitar 1 jam kami beristirahat, perjalanan kami lanjutkan.
Akhirnya sampai juga ke wilayah Cikidang. Di jalur ini medan cukup berat, jalanan yang basah, menanjak dan berkelok-kelok membuat rombongan harus ekstra hati-hati. Disini ada motor seorang teman yang mengalami rem blong, karena kehabisan oli cakram, sehingga kami harus kembali berhenti di sebuah bengkel untuk membenahinya.
Sekitar pukul 10, rombongan telah menginjakkan kaki di Pelabuhan Ratu. Disana kami beristirahat sambil menikmati mie ayam di tepi pantai. Lelah sudah mulai berkurang, saatnya kembali melanjutkan perjalanan. Pemberhentian selanjutnya adalah Pantai Karanghawu. Disana kami disuguhkan pantai dengan hamparan karang dan suara deburan ombak yang menghantam karang. Di pantai ini kami menikmati suasana sambil menyegarkan diri dengan es degan.
Perjalanan kembali kami lanjutkan. Disepanjang jalan, pemandangan pantai dan tebing banyak kami jumpai. Indahnya alam membuat rasa lelah ini seperti tak terasa. Pukul 3 sore kami sampai di desa sawarna. Untuk memasuki desa ini, kami harus menyeberang melalui jembatan gantung. Disana kami sempat kesulitan menemukan homestay karena ada rombongan dari semarang yang telah membooking hampir semua homestay yang ada. Setelah berbincang dengan warga setempat, akhirnya kami memutuskan untuk menginap di rumah salah seorang warga. Disana hanya tinggal tersisa 1 kamar, sehingga rombongan yang cowok harus tidur di ruang tamu.
Kami hanya menyewa tempat, karena memang dari awal kami berencana untuk memasak sendiri. Lokasi belanja bahan masakan cukup jauh, yakni di Bayah yang berjarak sekitar 6 km dari Desa Sawarna. Setelah berbelanja, kami langsung menuju pantai Sawarna untuk menikmati sunset. Mendung tipis memang menghalangi matahari di ufuk barat, namun itu semua tak mengurangi keceriaan kami bermain di pantai. Ombak di pantai ini memang sangat bagus, banyak yang memanfaatkan untuk surfing. Suasana gelap sudah menyelimuti pantai, saatnya kami kembali ke penginapan untuk memasak makan malam dan beristirahat.
Pagi harinya kami kembali memasak sarapan, kali ini menunya nasi goreng. Setelah sarapan, perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki. Sekitar setengah jam menyusuri pantai, sampailah kami ke Tanjung Layar. Sebuah pantai yang dikelilingi karang dengan cirihas dua buah karang besar yang menonjol.
Setelah dari Tanjung Karang, kami menuju penginapan untuk bebersih dan checkout. Perjalanan kami lanjutkan ke daerah Bayah, disana kami kembali menyewa sebuah penginapan untuk meletakkan barang bawaan kami. Setalah dari penginapan, kami menuju ke sebuah gua (lupa namanya) di sekitar sawarna. Cukup sulit untuk mencapai gua tersebut, karena kami harus melewati hamparan pantai yang panjang. Gua tersebut dipenuhi kelelawar, sehingga kami hanya bisa memandangnya dari luar.
Setelah matahari hampir tenggelam, kami menuju ke Pulau Manuk untuk menikmati sunset. Disana kami bermain air karena memang ombaknya yang tak cukup besar dan tidak terlalu berbahaya karena tidak menghadap langsung ke laut lepas. Malam telah menyelimuti pulau Manuk, rombonganpun kembali menuju penginapan mengendarai motor dengan pakaian yang basah.
Setelah bebersih, kami mencari makan malam. Kurang afdhol rasanya kalo bermain di pantai tanpa menikmati ikan bakar. Akhirnya kami membeli ikan bakar untuk disantap bersama di penginapan. Sore ini adalah obyek wisata terahir yang kami kunjungi. Kami harus beristirahat karena besok pagi harus melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta.
Alhamdulillah, kami bersyukur karena dua hari perjalanan tidak turun hujan. Baru paginya hujan turun dengan lebatnya, seolah menahan kami untuk tidak meninggalkan bayah. Setelah hujan agak reda, kami memaksakan untuk melanjutkan perjalanan dengan mengenakan jas hujan. Rute yang kami tempuh kali ini adalah arah Pelabuhan Ratu – Warungkiara – Cibadak – Bogor – Depok.
6 responses to “Dari Pelabuhan Ratu, Sawarna Hingga Bayah”
blogwalking isine wong dolan kabeh iki piye cobo!
wah salah timing.. :nangis:
yo mbok dolan….
soale aku ra mudeng coding mengkoding..dadi ra iso nulis koyo kowe :melet:
cerita yang menarik untuk disimak
mampir ya di http://www.unsri.ac.id/
:kucing_cool:
:kucing_hiks::kucing_ngayal:
Kepinginnnn……
monggo jalan-jalan kesana masbro,…
dijamin seruu