Home » Archive for category 'UKM'

UKM Archive

Suminten Edan – Paramabudaya 2015

Posted 28 April 2015 By Joulecar

UKM Djawa Tjap Parabola Universitas Telkom kembali mengadakan pagelaran akbar tahunannya. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 25 April 2015 kali ini mengangkat lakon “Suminten Edan” atau biasa dikenal dengan “Warok Suramenggala”. Acara tersebut dapat terselenggara berkat kerjasama sekumpulan mahasiswa Universitas Telkom yang mempunyai keinginan kuat untuk menjunjung tinggi kebudayaan jawa dan dibantu dan dibina oleh Sanggar Ladrang Kusumo yang bermarkas di daerah Padasuka, Bandung.

Paramabudaya 2015 - Suminten Edan

Paramabudaya 2015 – Suminten Edan

Read the remainder of this entry »

2 Comments so far. Join the Conversation

Haryo Penangsang – Art Performances

Posted 27 April 2012 By Joulecar

Demak 1561
Sunan Prawoto bertahta sebagai orang pertama di Kerajaan Demak. Dialah cucu Raden Patah (pendiri Kasultanan Demak) yang naik tahta menggantikan ayahnya Sultan Trenggono yang gugur saat menaklukkan Pasuruan tahun 1546.

Adalah adipati Jipang Panolan yang masih menyimpan dendam akibat di masa lalu ayahnya dibunuh oleh sang Raja Demak. Nyawa Sunan Prawoto menjadi incaran sang adipati yang masih saudara sepupunya, darah dari Raden Patah. Berhasilkah rencana Aryo Penangsang, sang bupati Jipang Panolan, membunuh Sunan Prawoto ?

Bagaimanakah reaksi Ratu Kalinyamat, adik Sunan Prawoto terhadap kekacauan ini ?
Apa pula yang dilakukan oleh Sultan Hadiwijaya, musuh bebuyutan Aryo Penangsang sekaligus menantu Sultan Trenggono yang menjadi adipati Pajang.
Dan apakah peran Danang Sutawijaya, sang cikal bakal raja besar Mataram di kisah rumit ini ?

Jadilah saksi sejarah awal kebesaran tanah Mataram, kerajaan besar di tanah Jawa ini hanya di :

Pagelaran Akbar Paramabudaya 2012 UKM Djawa Tjap Parabola

Ketoprak Asolole

Haryo Penangsang Mbalelo

(GSG IT Telkom, 5 Mei 2012)

Haryo Penangsang

Haryo Penangsang

2 Comments so far. Join the Conversation

Reog @ Bragafest

Posted 27 December 2009 By Joulecar

Sudah berulang kali aku liat reog di berbagai acara dan berbagai tempat. Termasuk reog di event Festival Seni di sepanjang Jl. Slamet Riadi, Surakarta. Acara yang semarak dan melelahkan, hanya itulah hal yang tergambar di benakku pada awalnya. Namun ternyata gambaran itu belumlah mencerminkan semua hal yang bercampur aduk di dalamnya.

reog

Reog

Braga Festival, itulah acara yang sedang berlangsung di Jl. Braga, Bandung. Selain stand-stand pakaian distro khas Bandung, ada juga perform kesenian dari berbagai pihak. Salah satunya adalah tim reog Singa Lodaya, salah satu komunitas pelestari kesenian reog di wilayah Bandung.

Tak terbayang sebelumnya aku dapet kesempatan wat ikut berpartisipasi di acara ini. Tawaran main pun tak ku sia-siakan. Rombongan reog datang sekitar pukul 12.00 siang. Kondisi saat itu acara inti, yaitu sambutan dari Walikota sudah berahir. Sehingga kondisi agak sepi, jadi membuat semangat menurun.

warok

warok

Setelah perform reog  berlangsung, respon dari pengunjung pun sangat mengejutkan. Banyak orang yang berada di acara tersebut ataupun orang yang sekedar lewat berantusias untuk mengikuti jalannya arak-arakan reog. Mata kamera pun berlomba-lomba membidik sasaran untuk mengabadikan momen tersebut. Penonton dari berbagai kalangan dan berbagai umur tak kalah antusias untuk mengabadikan kenangan dirinya disamping pemain reog.

Dari situ dapat dilihat bahwa sebenarnya warga Indonesia haus akan pertunjukan kesenian daerah. Hal itu tak mengherankan karena makin sedikitnya komunitas seni yang mau untuk melestarikan kesenian daerah. Kegiatan kesenian seperti itu dianggap tak mampu mengangkat kesejahteraan pemaiinya. Namun apabila setiap orang berpikir seperti itu, bagaimana nasib kebudayaan Indonesia?? Haruskah negara lain yang melestarikannya??

arak-arakan reog

arak-arakan reog

13 Comments so far. Join the Conversation