Wah, ternyata ada posting jalan-jalan yang kelupaan. Oke, kali ini coba mengingat-ingat kembali perjalanan ke salah satu pulau di ujung barat Pulau Jawa pada tahun 2014 lalu, tepatnya 22-23 Maret 2014. Pulau Peucang, merupakan salah satu pulau (bersama dengan Pulau Panaitan dan Pulau Handeuleum) yang termasuk di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Selain menuju pulau Peucang, kami juga sempat mampir ke pulau Handeuleum.
Jumat malam, rombongan berkumpul di halte Komdak di kawasan Semanggi untuk menunggu jemputan. Malam itu kami akan menuju dermaga Sumur di dekat TN Ujung Kulon dengan menggunakan Elf carteran. Perjalanan ke Sumur membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 5-6 jam perjalanan darat dengan kondisi jalan yang luar biasa ancur. Subuh kami sudah tiba di dermaga Sumur, setelah itu menuju ke rumah warga (yang punya kapal) untuk beristirahat sejenak sambil menunggu pagi untuk melanjutkan perjalanan laut.
Sabtu pagi kami menuju ke dermaga Sumur, cuaca saat itu angin cukup kencang dan matahari masih sedikit malu-malu dan bersembunyi dibalik awan mendung. Nahkoda meyakinkan kami kalau perjalanan cukup aman, sehingga kami langsung bersiap untuk menempuh perjalanan laut untuk menuju pulau Handeuleum. Benar saja, kapal terombang ambing gelombang yang cukup tinggi sehingga perjalanan menjadi lebih lama. Perjalanan ke Handeuleum yang biasanya di tempuh sekitar 1 jam menjadi 2 jam lebih. Di Handeulum kami sejenak menikmati pulau tersebut, sekaligus menunggu makan siang yang sedang dimasak oleh kru kapal.
Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Peucang. Gelombang masih cukup tinggi, sehingga perjalanan yang rencananya ditempuh dalam waktu 2 jam pun molor hingga 4 jam. Kami tiba di Peucang saat waktu Asar, langsung menuju penginapan untuk beberes dan bersiap menikmati keindahan bawah laut disana. Air pasang dan gelombang yang kurang bersahabat tidak mampu menutupi keindahan laut disana. Ikan-ikan yang bermain di terumbu karang dapat terlihat jelas. Matahari sudah hampir tenggelam, kami harus segera kembali ke penginapan. Kami hanya menikmati sunset dari kapal karena kami datang terlalu sore sehingga tidak sempat untuk mencari spot sunset. Saat itu hanya rombongan kami yang menghuni penginapan disana, yang ditemani sekumpulan babi hutan dan monyet yang berada di sekeliling penginapan. Malam harinya kami menikmati ikan bakar sambil bersenandung sumbang di tepi pantai.
Minggu pagi, rombongan tracking membelah hutan untuk menuju ke Karang Copong yang berada di sebelah barat pulau Peucang. Namun ditengah jalan saya harus kembali ke penginapan untuk menemani seorang teman yang harus menjalani ritual pagi, buang hajat. Kampret memang, tapi tak apalah. Setelah ritual pagi selesai, kami mengambil snorkel untuk berjalan-jalan bersama rombongan kecil untuk menyusur pantai dan mencari spot snorkling.

Setelah rombongan kembali ke penginapan, kami langsung bersiap untuk menyeberangn menuju ke Cidaon. Cidaon merupakan sebuah padang rumput yang luas, pada waktu-waktu tertentu akan ada banteng liar (kalau menurut saya lebih mirip sapi sih) yang mencari makan disana. Ketika kami datang, padang rumput masih sepi dan tak ada satupun banteng yang sedang merumput. Namun tak lama kemudian muncul kawanan banteng yang menuju kesana untuk mencari makan. Di kawasan tersebut memang terdapat Badak, namun jumlahnya yang cukup sedikit membuat jarang orang yang menjumpainya di Ujung Kulon.
Dari Cidaon, kami kembali mencari spot untuk snorkling. Snorkling kali ini tidak terlalu lama karena kami harus bersiap untuk pulang. Setelah snorkling dan beberes kami menikmati makan siang di penginapan. Perut sudah penuh, kami menuju kapal untuk kembali menempuh perjalanan laut. Gelombang cukup tinggi, kapal yang sempat memaksakan jalan selama 15 menit akhirnya harus menyerah dan putar arah untuk kembali merapat di Peucang. Sempat cemas kalau tidak bisa kembali, besoknya Senin bro! Setelah menunggu selama 2 jam, kapal mencoba kembali berlayar. Kali ini gelombang masih bisa ditembus meskipun kapal harus terombang-ambing. Perjalanan selama 4 jam dengan gelombang yang cukup besar membuat tenaga banyak terkuras. Kami tiba di Sumur saat matahari terbenam, alhamdulillah.
3 responses to “Peucang, Pulau di Ujung Barat Jawa”
pantai nya indah, tempat nya juga asik
biota lautnya masih bagus banget yah. masih alami dan bersih
Itu babi hutan yang berkeliaran di sana apa tidak membahayakan para wisatawan yang datang, Mas?