Seperti hari-hari sebelumnya, setelah jam istirahat adalah saatnya menyapa teman-teman di YM. Ngobrol ngalor ngidul untuk merefreshkan otak yang dijejali pekerjaan sejak pagi.
Entah dimulai darimana, obrolan kali ini membahas mengenai sebuah biji yang menakjubkan dan langka (saat ini). Meskipun pada saat saya kecil dulu biji ini sangat mudah ditemukan. Godril, itu lah namanya. Mungkin nama tersebut tidak asing bagi pembaca yang tinggal di desa. Karena pohon tersebut dahulu banyak ditemukan di pinggir jalan desa ataupun di jalan yang menghubungkan persawahan.
Godril sendiri merupakan biji dari pohon Trembesi, atau biasa juga disebut wit munggur (yen ra kliru lho!). Pohon yang bernama latin Samanea saman atau juga disebut Ki Hujan ini merupakan pohon yang sangat rindang. Disebut ki Hujan (Pohon Hujan) karena pohon ini sering meneteskan air dari tajuknya. Pohon ini biasanya berbentuk seperti payung, mampu menyerap banyak air dan menyerap banyak CO2. Sehingga pohon ini banyak digunakan untuk penghijauan. Namun pohon ini mempunyai struktur akar yang melebar. Akar-akar tersebut dapat merusak bangunan disekitarnya, sehingga kurang tepat jika ditanam dipekarangan yang berdekatan dengan bangunan rumah.
Oke, kembali lagi ke topik tentang godril. Godril ini adalah biji-bijian yang bisa olah untuk cemilan. Meskipun bentuknya kecil, namun efeknya sangat dahsyat. Untuk memakan godril ini kita membutuhkan tenaga ekstra, layaknya kita makan kuaci. Karena sebelum memakan godril ini kita harus “nyisili” terlebih dahulu.
Orang tua jaman dulu sangat mudah menebak apabila ada seseorang yang baru saja makan godril. Setelah makan godril ini kita dianugrahi kentut yang berbau super hebat (sekarang jarang sekali membau godril, sehingga lupa seperti apa baunya :p). Bahkan banyak orang yang langsung nyeletuh “woo, entut godril” saat membau aroma khas tersebut.
Sedikit postingan ringan yang sekaligus bernostalgila jaman kecil dahulu, hidup di sebuah kampung yang lumayan jauh dari kota. Kampung yang sejuk, damai dan yang sangat saya rindukan.
2 responses to “Godril”
wah ora doyan aku mas :kucing_hiks:
enak lho mas…:hihi: